NET PROFIT MARGIN TIPS

Written by Anthonius Edyson, CWM, CTA, November 17, 2020

Analisa Saham, IHSG, Investasi Saham, Rekomendasi Saham - Seringkali kita menghadapi persoalan saat ingin menanamkan investasi, dimana kita harus memilih perusahaan yang lebih menarik dari yang menarik. Sangat susah menentukan, pastinya, karena semuanya menarik. Jika kita punya banyak uang, kita bisa saja membeli semuanya. Namun jika uang kita terbatas, itu menjadi masalah. Sebagai solusinya, kita harus memilih salah satu diantara mereka. lalu, bagaimana caranya?

Margin laba atau Net Profit Margin adalah perbandingan total jumlah laba bersih dengan total jumlah pendapatan perusahaan. Istilah ini juga dikenal dengan singkatannya, NPM. NPM biasanya digunakan untuk mengukur tipis atau tebal-nya laba perusahaan. Misalnya, dalam satu sektor terdapat:

Keempat perusahaan tersebut berhasil mencatatkan pendapatan yang sama, yaitu 1 miliar. Namun laba bersih yang dihasilkan keempat perusahaan tersebut berbeda. Maka, jelas saja jika pendapatan yang diperoleh sama. Dengan perbandingan dalam tabel diatas, tentu kita lebih tertarik ke perusahaan yang mencatatkan laba bersihnya terbanyak, yaitu PT. JKL, Tbk.

Contoh diatas hanya sebagai gambaran sederhana saja, bahwa NPM itu biasanya dipakai untuk menentukan mana perusahaan dengan pendapatan tertentu yang bisa menghasilkan laba bersih yang maksimal. Penulis sengaja memberikan contoh pendapatan perusahaan dibuat sama tetapi laba bersih berbeda. Tujuannya untuk menyamakan persepsi awal saja.

Kita bisa menggunakan perhitungan NPM untuk menentukan mana perusahaan yang menarik. Rumusnya:

Net Profit Margin (NPM) = Laba Bersih/Pendapatan

Maka diperoleh hasil sebagai berikut :

 

Dari Tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT ANDALAS lah yang memiliki performa kinerja yang baik. NPM merupakan salah satu cara sederhana untuk membantu analisa saham mana yang dapat kita koleksi.

Semakin tinggi nilai NPM menandakan bahwa perusahaan tersebut semakin efisien operasionalnya. Perusahaan dapat menekan biaya-biaya yang tidak perlu, sehingga perusahaan mampu memaksimalkan laba bersih yang didapatkan. perusahaan akan lebih cepat tumbuh menjadi perusahaan dengan ekuitas yang besar. Namun dengan catatan: persentase laba bersih yang masuk sebagai ekuitas jauh lebih tinggi ketimbang persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Pertumbuhan ini dikarenakan perusahaan yang selalu mencatatkan laba bersih tinggi, dan laba bersih tersebut akan masuk sebagai saldo laba yang nantinya semakin menambah ekuitas perusahaan.

NPM digunakan untuk menentukan mana perusahaan yang dengan pendapatan tertentu berhasil menghasilkan laba bersih maksimal. Perusahaan seperti ini lebih efisien operasionalnya ketimbang perusahaan lain. Namun, perlu dicatat bahwa membandingkan rasio NPM suatu perusahaan dengan perusahaan lain haruslah dilakukan dalam satu sektor yang sama. Mengingat, NPM antara sektor yang satu dengan sektor lainnya jelas sangat berbeda.

Sebagai contoh, perusahaan consumer food and beverage dengan perusahaan properti. Rasio margin perusahaan consumer food and beverage biasanya tipis. Perusahaan sektor ini lebih mengutamakan volume penjualan yang tinggi, ketimbang margin yang tinggi tapi barang jualannya tidak laku.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami