MENGENAL GRIM REAPER DI DUNIA INVESTASI, SOSOK “PEMBUNUH” UANG ANDA

Written by Raka Rosadhi, November 18, 2020

Jika Anda sering menonton atau membaca buku-buku bergenre horor tentu akan tidak asing lagi dengan sosok satu ini. Ya, Grim Reaper digambarkan sebagai seorang malaikat hitam yang memegang sebuah sabit besar. Menurut mitologi Yunani, Tugas Grim Reaper ini sendiri adalah sebagai pengantar jiwa-jiwa yang sudah mati ke akhirat. Tapi di beberapa kebudayaan, Grim Reaper ini merupakan sosok pencabut nyawa dan pengambil jangka waktu hidup manusia. Nah, apasih yang membuat saya menulis tentang grim reaper di dunia investasi? Apakah benar-benar Ada sosok ini di dalam dunia investasi? Langsung saja yuk dibaca sampai selesai artikel ini.

Grim Reaper yang akan saya tulis adalah tentang fenomena Inflasi. Apa itu inflasi? Seperti yang sudah di jelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, Inflasi adalah penurunan nilai dari suatu mata uang.

Analoginya seperti ini, jika di tahun 2001 Anda bisa membeli pisang goreng seharga 1000 rupiah, di tahun 2011 Anda harus mengeluarkan uang sebanyak 5000 untuk sebuah pisang goreng. Nilai barang tidak berubah, tapi nilai mata uang yang menurun. Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai seorang investor? Apakah ada instrument investasi yang membuat kita mampu untuk menahan ganasnya laju si Grim Reaper ini di Indonesia? Jika ada, apakah instrumen investasi itu? Apakah instrumen investasi itu dapat dengan mudah kita jalankan? Lalu yang terakhir apakah instrumen investasi itu dapat menghasilkan keuntungan yang besar untuk kita?

Instrumen Investasi Paling Rawan



Inflasi ini merupakan momok yang sangat-sangat menakutkan bagi para investor, khususnya di Indonesia. Karena tingkat Inflasi di Indonesia ini sangat besar serta bisa mempengaruhi banyak sektor di bidang ekonomi baik mikro maupun makro di Indonesia. Nah, apakah Anda tahu apa intrumen investasi yang paling rawan “dihabisi” oleh si grim reaper? Menurut riset yang saya kumpulkan, sampai saat ini instrumen investasi yang paling beresiko adalah Deposito. Kenapa Deposito? Karena sifatnya yang hanya menyimpan uang, mungkin memang ada bunganya, tetapi bunga dari si deposito ini tidak akan pernah sanggup menahan gejolak dari Inflasi itu sendiri. Inflasi tahunanbisa mencapai 5% di Indoneisa, bunga deposito hanya 7% belum dipotong pajak dll, apakah itu worthed untuk dilakukan?
 

Instrumen Investasi Alternatif



Beberapa instrument investasi tentunya menawarkan pilihan untuk mnahan gejolak dari si grim reaper ini, contohnya saham, reksadana, surat hutang, dan peer-to-peer investment. Beberapa diantaranya sangat bagus untuk dikoleksi oleh para investor. Perlu diketahui, prinsip “never put all your eggs in one basket” juga sangat cocok untuk diterapkan disini. Jika Anda ingin berinvestasi, bijaklah dalam melaksanakannya, bagilah alokasi dana investasi Anda menjadi beberapa bagian dan beberapa instrument yang berbeda. Kenapa harus seperti itu? Karena pada dasarnya diversifikasi ini adlaah hal yang sangat brilliant, ketika satu instrument investasi Anda mengalami kegagalan, masih ada instrument investasi yang lainnya, begitu sebaliknya. Mengambil beberapa instrument injestasi yang berbeda ini juga memberikan kesempatan Anda untuk lebih belajar lagi, instrument investasi apa yang lebih worthed untuk ditanamkan modal lebih. Nah, saya sebagai seorang Trading Consultant memiliki saran yang baik loh untuk Anda, apa itu?
 

Instrumen Investasi Terbaik di Indonesia



Sejauh ini, instrument investasi terbaik pilihan saya pribadi adalah Investasi di Saham atau surat berharga tanda kepemilikan sebuat perusahaan. Kenapa saham? Karena value dari saham berubah-rubah hambir setiap menit, dan jika Anda memilih investasi di saham-saham yang tergolong “Blue Chip”, value saham Anda akan naik seiring dengan berjalannya waktu dan inflasi. Bisa dibilang bahwa saham sendiri berjalan sesuai dengan laju inflasi, bahkan melebihinya. JIka inflasi biasanya meningkat sebesar kurang lebih 5% per tahun, value dari saham-saham blu-chip rata-rata naik 10-20% per tahunnya. Menarik bukan?

Jadi, Anda perlu mengetahui sosok Grim Reaper dalam dunia Investasi Indonesia yaitu fenomena inflasi. Dari sini mungkin Anda akan berfikir bagaimana caranya menghilangkan inflasi di Indonesia. Apakah merupakan hal yang baik ketika di satu negara tidak terjadi inflasi? Tentu saja tidak, inflasi tetap diperlukan oleh suatu negara agar bisnis dan perdagangan di negara tersebut dapat berkembang. Jika Anda mencari contoh negara yang “kekurangan” akan inflasi, Anda bisa melihat sang Negeri Samurai, Jepang. Di Jepang, tingkat inflasinya sangatlah rendah sehingga banyak bisnis yang tutup karena fenomena deflasi, fenomena kebalikan dari Inflasi ketika harga-harga barang menjadi sangat murah sehingga persaingan di dunia perdagangan hamper mencapai 0%.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

Inflasi & Deflasi akan selalu ada di setiap negara dengan karakteristiknya masing-masing.

Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI TRADING & PORTOFOLIO Anda langsung dengan Saya.

CALL atau WhatsApp ke +62.8.1111.6337 dan cari RAKA ROSADHI.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami